Bagaimana Setiap Orang Menulis Ceritanya Sendiri

Bersangkutan dengan judul tulisan ini, dulu aku pernah berada dalam keadaan yang sulit untuk dijelaskan dan dipahami orang lain, mungkin bukan hanya aku yang mengalaminya, semua orang pun pasti pernah ada dalam keadaan ini. Saat itu aku mencoba berpura pura tenang dan berpikir positif sembari membagikan pemikiranku pada akun line, kira kira seperti ini postingannya:
"Karena setiap orang punya prioritasnya masing-masing, punya tujuan masing-masing. Mereka menjadi apa yang mereka inginkan. Mereka membuat cerita mereka sendiri. Mereka berhasil dengan cara mereka. Dan mereka memaknai kesuksesan dengan pandangannya sendiri"
Dari postingan "sok" bijak yang aku tulis, kadang aku berpikir memang begitulah keadaannya. Aku tidak bisa disamakan dengan orang lain, kita tidak bisa disamakan dengan orang lain. Kita semua yang ada di dunia ini berbeda, ketika kita semua mengatakan "ingin sukses" maka sesungguhnya takaran kesuksesan yang kita pikirkan tidaklah akan sama.
                                           ***
Kadang kita lupa, kita masih menjadikan orang lain sebagai patokan kehidupan yang kita punya, kita melihat kesuksesan yang mereka dapat, kita melihat cerita hidup yang mereka tulis, kita mencoba menjadi mereka. Salah!! Jelas salah, lagi-lagi saat kita gagal, kita menjadi manusia yang tidak bersyukur atas apa yang kita punya.Tidak salah jika kamu melihat kehidupan orang lain hanya sebatas untuk motivasi, tapi bila terlalu terobsesi dengan itu semua, maka itu semua bisa mengubahmu. Seberapa parah perubahanmu? Itu tergantung dari seberapa besar kamu terobsesi dengan kehidupan yang orang lain punya. Mengagumi dan terinspirasi bukan berarti harus mengubahmu dan menjadikan kamu sama dengannya kan?
                                           ***
Aku yakin kita semua pernah sama-sama merasa takut dan khawatir pada apa yang akan terjadi pada kita di masa depan, tak jarang orang tua juga terlibat didalam perdebatan kita sendiri. Untuk apa yang kita pikirkan saja sudah begitu membebani ditambah lagi tuntutan orang tua, atau malah tak ada dukungan dari mereka atas apa yang ingin kita kerjakan. Pasti niat mereka itu baik, tapi tetap saja dalam posisi tersebut akal sehat sangat sulit mencerna maksud dan niat mereka. Setelah itu, lebih seringnya kita mempertanyakan hal-hal yang meragukan diri kita sendiri dan pertanyaan yang pasti sering kita tanyakan pada diri kita sendiri adalah
"bagaimana kelak aku hidup di masa depan?"
"bagaimana aku bertemu dengan jodohku?"
"bagaimana aku bisa makan esok hari?" "bagaimana jika aku tidak mendapatkan pekerjaan?"
Padahal sesungguhnya kita bergerak pada zona waktu kita masing-masing, satu sama lain tidak memperoleh apa yang mereka mau dengan waktu yang sama. Ada yang berjalan cepat, ada pula yang berjalan lambat. Lalu apa salahnya jika zona waktu kita berjalan lambat? Tidak ada salahnya, orang yang berjalan lambat bisa melihat lebih banyak bila dibandingkan dengan orang yang berjalan cepat.
                                           ***
Dari konflik di dalam diri sendiri ini aku mulai tersadarkan karena suatu video yang aku lihat, konten video itu kurang lebih seperti ini
"Jadi orang yang mendustakan agama dan meragukan Tuhan nya bukan saja orang yang mengolok-olok agama tersebut, bukan juga hanya orang yang menghina Rasul dan menginjak-injak Al-Quran. Tapi, dengan kita tidak yakin akan kekuasaan Tuhan, kita khawatir esok akan makan apa, kita khawatir akan mendapat pekerjaan atau tidak, kita khawatir akan rezeki di masa depan, itu juga merupakan bentuk keraguan kita kepada Tuhan"
Aku mulai masuk ke pemikiran yang begitu dalam, selama ini itulah yang sering aku dan mungkin orang lain keluhkan ketika berdoa, itulah yang sering kita pertanyakan dalam hidup, itu berarti selama ini sudah begitu lama kita meragukan Allah SWT, padahal semua takdir di dunia ini ditulis oleh satu tangan yang sama, jadi apa yang perlu di khawatirkan? Toh Allah SWT pun telah menuliskan garis rezeki sedari kita masih didalam kandungan.
                                           ***
Itulah kenapa aku mulai belajar menghargai hidup, belajar bersyukur atas apa yang aku punya, belajar berhenti membanding-bandingkan kehidupan, belajar untuk terus berjalan walaupun entah seberapa sulit itu, belajar untuk terus bergerak walau zona waktu yang aku punya begitu lambat, belajar untuk tidak terlalu memikirkan masalah yang aku punya berlarut-larut, karena sesungguhnya waktu yang kita punya di dunia ini tidak lama dan aku ingin menikmatinya dengan baik. Jadi, seberat apapun masalah yang kalian hadapi, seberapa banyak konflik yang kalian punya, seberapa sering kalian berdebat dengan orang tua kalian, teman, sahabat, keluarga atau bahkan dengan diri kalian sendiri, tetaplah tenang dan teruslah bahagia untuk alasan yang lain. Jangan pernah putus asa dalam doa, dan jangan juga putus asa dalam tindakan. Bukan hanya kamu yang punya masalah, setiap orang pun punya masalah, karena kita adalah manusia bukan robot. Percayalah, bahwa dengan banyaknya masalah yang ada dalam hidup kita saja, kita ini punya kehidupan yang orang lain inginkan. Kita tidak pernah tau berapa banyak orang yang berlomba-lomba untuk memiliki kehidupan seperti kita. Bersyukurlah untuk apapun itu, bahkan untuk masalah yang kita punya sekalipun, karena itu berarti Allah SWT begitu merindukan kita di sepertiga malamnya, Allah SWT begitu merindukan kita duduk lebih lama sehabis sholat, Allah SWT begitu merindukan keluh kesah kita, yang harus kita lakukan yaitu selalu membuka mata dan lakukan semuanya dengan baik.

Komentar

Postingan Populer