Hidup Terekspos Sosial Media

Jadi beberapa hari yang lalu setelah banyak mendapat cerita dan pengalaman berharga, otak ini baru benar-benar mencerna betapa "tidak nyamannya" saat kehidupan ini teramat mudah diketahui orang lain. Semakin majunya teknologi, semakin maraknya sosial media terbaru nan inovatif, semakin mudahnya jaringan internet dijangkau oleh semua orang, saat itu pula orang-orang dengan mudahnya mengakses masuk dan mengetahui privasi orang lain, menyebabkan banyaknya rumor dan menimbulkan prasangka. Ini tergantung orangnya, rumor/prasangka baikkah atau buruk yang mereka ciptakan karena dengan mudahnya menebak apakah seseorang itu sedang sedih, bahagia, marah atau apapun itu.
                                       ***
Aku sendiri pernah mencobanya, bermodalkan keisengan mencari tau informasi seseorang yang sama sekali tidak dikenal, tidak pernah tau wujudnya, tidak pernah mendengar namanya sekalipun dan hasilnya yaitu, dengan mudah semua data dan kehidupan pribadinya mudah diketahui. Ini membukakan pikiran aku sendiri, bahkan untuk orang awam yang notabennya "gaptek" terhadap dunia-dunia teknologi, mengetahui kehidupan seseorang itu ternyata sangatlah mudah.
                                      ***
Tapi anehnya banyak sekali yang terlalu mengumbar hidupnya bahkan untuk hal yang seharusnya dirahasiakan sekalipun ke dunia maya, misalnya ibadah. Haruskah kita memberi tau bahwa kita sedang mengikuti pengajian di Masjid A ? Haruskah orang-orang tau jika kita berhijrah ? Haruskah orang-orang tau kita sedang mengaji dan mendoakan orang yang kita sayangi ? Balik lagi ke pribadi masing-masing, apa niatnya tapi perlu juga memikirkan "kira kira" apa yang bakal orang lain pikirkan. Menurut aku pribadi, masalah ibadah itu adalah hal sensitif, ibadah itu hubungan satu arah antara hamba pada Allah SWT, rasanya tidak perlu ada campur tangan media sosial. Tidak perlu facebook, instagram atau media sosial lain nya untuk berdoa, karena tanpa media sosial pun Allah SWT bisa mendengar doa kita. Alasan yang baik bila menggunakan media sosial untuk mengajak orang menuju ke jalan yang lebih baik, tapi perlulah pemikiran kritis tentang bagaimana cara yang bijak untuk menggunakannya. Jangan sampai menimbulkan kesan "ria" dalam setiap hal yang kita unggah.
                                      ***
Ada juga yang mengumbar bagaimana kehidupan pribadinya berlangsung, memposting semua kehidupan dia.
Aku pernah melihat video salah satu vlogger yang juga merupakan selebgram dan karena followers dan subscriber nya banyak pasti banyak juga yang menjadikannya role model, kurang lebih kontennya seperti ini banyak sekali yang menanyakan kamera apa yang dia pakai untuk membuat vlog dan foto-foto barang endorse, dengan tegas dia menjawab dia tidak mau memberi tau karena dengan mengetahui tipe dan jenis kameranya, semua orang bisa dengan mudah mencari tau soal kamera tersebut, soal harganya dan lain-lain. Vlogger ini menekankan tidak mau mengumbar bahkan untuk hal kecil seperti itu, karena itu bisa membuat orang lain "iri" akan apa yang dia punya,  dan membuat orang itu menjadi tidak bersyukur. Hal ini rasanya tidak pernah terbayang sebelumnya, karena biasanya seorang vlogger memberi tau kamera apa yang dia pakai, alasan yang cukup rasional untuk dipikirkan kembali mungkin karena zaman ini orang lebih mudah membandingkan hidup yang mereka punya dengan hidup orang lain lewat media sosial. Kita bisa saja bersyukur untuk apa yang kita punya, tapi lebih baik lagi jika kita menjaga perasaan orang lain dan membuat orang lain juga bersyukur atas kehidupan yang mereka punya.
                                      ***
Mungkin itulah alasan kenapa beberapa orang membatasi peng-ekspos-an kehidupan mereka untuk publik entah dengan mengunci akun instagram mereka dan memilah siapa yang diperbolehkan mengikuti akunnya atau dengan membatasi postingannya atau dengan cara lain, entahlah yang pasti semua itu untuk menjaga diri mereka sendiri, dan menjaga orang lain juga. Itulah salah satu hal yang aku pribadi rasakan merupakan hal sepele tapi dampaknya bisa begitu besar. Semoga kita bisa selalu kritis dan sama-sama belajar.

Komentar

Postingan Populer